
MODEL PEMBELAJARANJARING LABA-LABA (WEBBED)
Oleh:
Nanda Nur Aulia
Gina Ignavianny
Agustin
Damayanti
Celara
Syifa Habibah
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami
sampaikan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, tugas penulisan makalah tentang “Model
pembelajaran Jaring Laba-laba
(Webbed) ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Pelaksanaan penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memperdalam pemahaman dan wawasan tentang model-model
pembelajaran terpadu, salah satunya adalah Model
Jaring Laba-laba (Webbed) yang mana hal ini sangat penting bagi para calon
guru untuk mempersiapkan berbagai model-nodel pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan.
Dalam proses penulisan makalah ini, tentunya
kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima
kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada Ibu Dr. Zulfitria, M. Pd selaku
dosen mata kuliah “ Pembelajaran Terpadu SD”, rekan-rekan mahasiswa kelas BSD
semester 4 Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat
semoga bermanfaat.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR
ISI ii
BAB
I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 2
C.
Tujuan Penulisan 2
BAB
II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Model Jaring Laba-Laba (webed)
3
B. Penerapan Model Urutan
Ini Dalam Pembelajaran 5
C. Kekurangan Dan
Kelebihan Model Pembelajaran Ini 6
D. Langkah-Langkah Dalam Merancang Model Webbed 6
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
proses belajar mengajar, guru seharusnya menggunakan berbagai model
pembelajaran dalam kelas sehingga dapat tercipta pembelajaran yang bermakna.
Menurut Ausubel (dalam widada, 2004 : 9) belajar bermakna adalah proses
belajar dengan informasi baru yang akan dipelajari peserta didik disusun serta
dihubungkan dengan struktur pengetahuan yang sudah dimiliki.
Pada perkembangannya pembelajaran pada abad 20 ini
lebih menitikberatkan pada penyampaian materi yang dilakukan secara
terintegrasi, menyeluruh dan bermanfaat, dimana diasumsikan bahwa setiap anak
mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai ilmu yang
diterimanya, adapun salah satu model yang dapat digunakan adalah
model pembelajaran terpadu.
Model pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang
dapat dimengerti secara umum sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan
konsep-konsep dari beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa. Siswa mampu memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari maupun konsep-konsep yang didapat melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep-konsep yang mereka telah ketahui.
Pembelajaran terpadu dibedakan menjadi tiga jenis
berdasarkan cakupan materi yang akan dipadukan, yaitu interdisiplin,
antardisiplin ilmu, dan integrasi inter dan antar disiplin ilmu. Pembelajaran
terpadu interdisiplin ilmu mengintegrasikan topik-topik, konsep-konsep, yang
terdapat dalam satu rumpun sedangkan pembelajaran terpadu antar disiplin ilmu
mengintegrasikan topik atau konsep dalam berbagai disiplin ilmu.
Pembelajaran terpadu pada hakekatnya kegiatan belajar
mengajar dengan memadukan materi dengan beberapa mata pelajaran atau beberapa
topik pelajaran dalam satu tema. Pada pembelajaran terpadu tidak
boleh bertentangan dengan kurikulum yang berlaku tetapi dengan pembelajaran
terpadu yang digunakan harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan
pembelajaran dalam kurikulum. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
model pembelajaran terpadu webbed menurut Forgarty.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari model jaring laba-laba (webbed)?
2. Bagaimana
penerapan model jaring laba-laba (webbed) ini dalam proses pembelajaran?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan model jaring laba-laba (webbed) ini?
4. Apa
sajakah langkah-langkah dalam merancang model jaring laba-laba (webbed) ini ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Dapat
memahami pengertian dari model jaring laba-laba(webbed)
2. Dapat
memahami penerapan model jaring laba-laba (webbed) ini dalam proses pembelajaran
3. Dapat
memahami kelebihan dan kekurangan model jaring laba-laba (webbed)
4. Dapat
memahami langkah-langkah dalam merancang model jaring laba-laba (webbed)
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model
Jaring Laba-Laba (Webbed)
Seperti yang telah sedikit dibahas di
atas. Salah satu model pembelajaran menurut Fogarty yaitu model webbed.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 secara tegas mengatakan pembelajaran
pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan
pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Penerapan
untuk kelas rendah (1, 2, dan 3) Sekolah Dasar dilakukan dengan pendekatan
tematik webbed jaring labang-laba. Kelas atas (4, 5, dan 6)
dengan pendekatanintegrated atau terpadu beberapa mata pelajaran.
Menurut Trianto dalam bukunya Model
Pembelajaran Terpadu dalam teori dan Praktek menyatakan bahwa pembelajaran
Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya
dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi
dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah
tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan
kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan
aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa. Jadi model webbed atau
jaring laba- laba terimplementasi melalui pendekatan tematik sebagai pemandu
bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang
digunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampailan
melalui beberapa bidang study lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat
kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran.
Model webbed ini menekankan
pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Oleh karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang
berkesan agar belajar siswa lebih bermakna. Pengalaman belajar yang menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Selain itu dengan penerapan pembelajaran terpadu model webbed yang
menggunakan pendekatan tematik disekolah dasar, akan sangat membantu
siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala
sesuatu dengan satu kesatuan (holistic).
ilustrasi model jaring laba-laba (webbed)
Adapun karakteristik model jaring
laba-laba (webbed) adalah sebagai berikut :
1.
Berpusat pada siswa
Pendekatan ini lebih banyak menempatkan
siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk
melakuakan aktivitas belajar.
2.
Memberi pengalaman
langsung
Dengan pengalaman langsung, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal
yang lebih abstrak.
3.
Pemisahan mata
pelajaran yang tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.
Menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran
Menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
5.
Bersifat Fleksibel
Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata
pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka
berada.
a.
Hasil pembelajaran
sesuai dengan minat dan bakat siswa
b.
Menggunakan prinsip
belajar sambil bermain yang menyenangkan.
B. Penerapan Model
Jaring Laba-Laba (Webbed) Dalam Proses Belajar Mengajar
Pembelajaran terpadu menggunakan
model webbed dimulai dengan menentukan tema. Sebagai contoh
tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Keluarga”. Dari tema ini
dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata
pelajaran, misalnya :
·
IPA
Standar Kompetensi : mengenal bebagai benda langit
dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan
manusia.
Siswa diajarkan tentang macam-macam benda langit dan peristiwa alam yang
terjadi di sekitar. Dari peristiwa alam tersebut siswa diharapkan dapat menjaga
kebersihan rumah.
·
IPS
Standar Kompetensi : mendeskripsikan lingkugan rumah
Siswa
diajarkan untuk mendeskripsikan lingkungan rumahnya masing-masing.
·
Matematika
Standar Kompetensi : mengenal bangun datar
Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun datar misalnya, misalnya pintu
rumah berbentuk persegi panjang, jendela berbentuk persegi,
·
Pkn
Standar Kompetensi : menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah
Siswa diajarkan tentang mengikuti tata tertib di rumah. Bekerja sama dengan
anggota keluarga yang lain dengan baik.
·
Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
C. Kelebihan Dan
Kekurangan Model Jaring Laba-Laba (Webbed)
1.
Kelebihan
· Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar
· Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman
· Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua
bidang isi pelajaran
· Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa
· Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-ide
berbeda yang terkait.
Keuntungan pendekatan jaring laba-laba
untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk
seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga
dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.
2.
Kekurangan
·
Sulit dalam menyeleksi
tema
·
Cenderung untuk
merumuskan tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara
·
Artifisial dalam
perencanaan kurikulum, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa
·
Dalam pembelajaran
guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada
·
pengembangan
konsep
·
Memerlukan
keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran
D. Langkah-langkah
Merancang Model Jaring Laba-Laba
(Webbed)
Dengan penerapan pembelajaran terpadu
model webbed yang menggunakan pendekatan tematik disekolah
dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa
yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik).
Langkah untuk membuat rancangan
pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba yaitu:
1.
Mempelajari kompetensi
dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk
masing-masing kelompok usia.
2.
Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema.
3.
Mengidentifikasi
indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema.
4.
Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada
indikator
5.
yang akan dicapai dan
subtema yang dipilih.
6.
Menyusun Rencana
Kegiatan Mingguan.
7.
Menyusun Rencana
Kegiatan Harian.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saran
Pembelajaran
terpadu sangat tepat bila digunakan oleh guru SD dengan alasan karena guru SD
khususnya kelas 1 s/d kelas 3 adalah guru kelas yang memerlukan pertimbangan
sebelumnya diantaranya minat siswa, sifatnya harus merangsang keingintahuan
siswa, ruang lingkup sub topik yang ada serta sumber belajar yang tersedia
sehingga pembelajaran bermaknapun dapat diciptakan guru dalam satu kelas.
Pada
dasarnya semua model pembelajaran yang pelaksanaan dirancang dalam
proses pembelajaran apabila dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab maka
hasil yang dicapai dapat bermakna bagi siswa dan guru serta semua komponen yang
ada termasuk pemerintah lebih masyarakat
B.
Saran
Setelah membahasa tentang model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) diharapkan untuk lebih bijak dalam memilih model pembelajaran agar
tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan,
Deni, 2014, Pembelajaran Terpadu Tematik, Alfabeta, Bandung
Trianto. 2007, Model
Pembelajaran Terpadu, Prestasi Pustaka, Jakarta.
👍👍👍👍
BalasHapus